REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Komandan Korem 162 Wira Bhakti, Kolonel Czi Lalu Rudy Irham Srigede mengakui paham radikalisme di beberapa daerah di Nusa Tenggara Barat (NTB) masih ada. Bahkan, diduga ada gerakan radikalisme berafiliasi dengan gerakan ISIS.
Ia menuturkan, di Bima dan Dompu terdapat beberapa paham yang dianggap oleh masyarakat sebagai gerakan garis keras. Bahkan, pihaknya mengaku menemukan bendera-bendera yang mirip dengan ISIS.
"Ini masih dari kelompok radikalisme. Cuma kalau berafiliasi dengan ISIS kita akan cek lagi," ujarnya kepada wartawan di Kota Mataram, Rabu (18/3).
Ia mengaku terus memantau dan mewaspadai gerakan tersebut dengan bekerjasama bersama pihak kepolisian serta mendalami kegiatan paham radikalisme tersebut. Rudy pun mengaku sudah menghimbau seluruh pimpinan dan biro perjalanan untuk mewaspadai warga NTB yang diduga ingin bergabung dengan ISIS melalui biro perjalanan.
Terkait dengan pernyataan Wakapolri Komjen Badrodin Haiti tentang NTB sebagai kantong gerakan ISIS, ia menuturkan, terdapat persepsi yang berbeda tentang gerakan radikalisme di NTB. Ia menyakini NTB bukan kantong ISIS.
Wakil Ketua DPRD, TGH Mahaly Fikri mengatakan jika memang terdapat data mengenai NTB sebagai kantong-kantong gerakan ISIS. Maka, itu harus dipandang positif sebagai informasi untuk mewaspadai gerakan tersebut.
"Ambil sisi positifnya untuk meningkatkan kewaspadaan," ungkapnya.