REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Rencana pembangunan Kota Malang masih lebih banyak diarahkan pada infrastruktur. Infrastruktur pada tahun ini dan tahun depan dititik beratkan pada pembangunan jalan tol di pinggiran Kota Malang.
"Untuk mengatasi kemacetan lalu lintas perlu kami seimbangkan dengan infrastruktur yang menghubungkan antara Kota Malang, Kabupaten Malang dan Kota Batu," kata Walikota Malang sehabis memimpin Musyawarah Rencana Pembangunan di Balaikota Malang, Rabu (18/3).
Anton mengatakan selain untuk mengatasi kemacetan pembangunan tol Malang-Pandaan (Mapan) juga diharapkan mampu untuk memperluas jaringan SDM. Karena selama ini hanya bertumpu pada Kota Malang. Pemkot menargetkan pembangunan tol Mapan dapat terealisasi pada 2017.
Pemkot berharap tol tersebut bisa mulai beroperasi di awal 2018. Oleh karena itu, jajarannya akan mempercepat pembebasan lahan. Rencananya, tol Pandaan-Malang membentang sepanjang 38,488 kilometer.
Luas lahan yang dibutuhkan sekitar 363,86 hektare. Jalan tol tersebut melintasi tujuh kecamatan, 33 desa/kelurahan, di tiga kota/kabupaten, yaitu, Kabupaten Pasuruan, Kota Malang, dan Kabupaten Malang.
Ada lima interchange di jalan tol Pandaan-Malang tersebut, salah satunya di Kota Malang. Untuk wilayah Kota Malang, ada dua kelurahan yang terkena proyek jalan tol, yakni Madyopuro dan Cemorokandang.
Jumlah lahan yang dibebaskan di dua kelurahan tersebut sebanyak 239 bidang dengan luas 26,5 hektare. Rinciannya, lahan di Madyopuro yang dibebaskan ada 152 bidang dan di Cemorokandang ada 87 bidang tanah.