Senin 23 Mar 2015 11:52 WIB

JK Yakin Indonesia Sanggup Mengatasi Ideologi ISIS

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Indah Wulandari
Wakil Presiden Jusuf Kalla
Foto: Antara/HO/Humas UMY Hamim Thohari
Wakil Presiden Jusuf Kalla

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla yakin pemerintah dapat mengatasi dan mencegah penyebaran ideologi radikal dari kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS). Kendati demikian, ia tak memungkiri bahaya yang dapat ditimbulkan dari kelompok yang disebutnya seperti virus ini.

"Pasti ada bahayanya, tapi pasti kita masih bisa atasi," kata JK dalam  acara International Conference on Terrorism and ISIS di Jakarta International Expo Kemayoran, Senin (23/3).

Kalla melanjutkan, untuk mencegah masuknya ideologi radikal dari kelompok ISIS, pemerintah perlu memperkuat keamanan serta stabilitas politik. Bahkan, kata JK, aparat keamanan termasuk kepolisian dan TNI telah dikerahkan untuk melakukan operasi di Poso, Sulawesi Tengah.  

"Itu sudah operasi tentara polisi," kata Wapres.

Ia menilai, munculnya kelompok radikal ISIS disebabkan oleh berbagai macam faktor. Menurut dia, tak hanya faktor ideologi saja yang membuat ISIS muncul, namun juga faktor politik dan ekonomi suatu negara.

"ISIS bukan hanya masalah ideologi, tapi juga gabungan masalah politik dan ekonomi," kata JK.

Menurutnya, kemunculan  kelompok ISIS di Irak dan Suriah pun tak dapat dipisahkan dari kondisi politik dan ekonomi di kedua negara tersebut. Lumpuhnya negara Irak dinilainya berimbas pada ketidakstabilan kondisi politik di negara itu. Sehingga, terjadi kelemahan dalam sistem pemerintahan.

Kelompok ISIS pun kemudian memanfaatkan celah tersebut untuk masuk dan berkembang. "ISIS merupakan buah dari kelemahan suatu negara maka terjadilah seperti ini," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement