Selasa 24 Mar 2015 11:09 WIB

BPOM Cabut Izin Produksi Line 6 Kalbe Farma

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Indah Wulandari
Pabrik obat Kalbe Farma
Foto: ANTARA
Pabrik obat Kalbe Farma

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Roy Sparingga mengatakan, pihaknya sudah  melakukan langkah-langkah  untuk melindungi publik setelah insiden kesalahan pemakaian Buvanest Spinal di RS Siloam yang menghilangkan dua nyawa pasien.

"Kami minta Kalbe Farma menghilangkan resiko dengan menghentikan produksi obat di line 6. Selain itu hasil produksi di line 6 yang sudah beredar pasar harus ditarik dari peredaran, termasuk obat anestesi Buvanest Spinal," kata Roy dalam rilisnya, Selasa (24/3).

Di sarana produksi line 6, ujar dia, sudah diminta untuk dilakukan  penghentian sementara. "Kami juga sudah mencabut izin edar buvanest spinal."

Produk di line 6, terang Roy, terdapat 26 jenis. Namun, ia tak bisa menyebutkan satu-persatu.

"Intinya kami mengawal  penghentian produksi di line 6. Ini harus dipatuhi oleh Kalbe Farma," katanya.

Potensi kesalahan di Kalbe Farma, terdapat  di area pengemasan sekunder, sebelum pemberian label. Tertukarnya label obat anestesi Buvanest Spinal dengan asam tranexamat produksi PT Kalbe Farma sudah memakan korban.

Akibat tertukarnya label obat, dua orang pasien RS Siloam Karawaci meninggal dunia setelah mendapat injeksi obat bius yang salah. Dua pasien itu diinjeksi untuk kepentingan tindakan operasi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement