REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Roy Sparingga mengatakan, pihaknya sudah melakukan langkah-langkah untuk melindungi publik setelah insiden kesalahan pemakaian Buvanest Spinal di RS Siloam yang menghilangkan dua nyawa pasien.
"Kami minta Kalbe Farma menghilangkan resiko dengan menghentikan produksi obat di line 6. Selain itu hasil produksi di line 6 yang sudah beredar pasar harus ditarik dari peredaran, termasuk obat anestesi Buvanest Spinal," kata Roy dalam rilisnya, Selasa (24/3).
Di sarana produksi line 6, ujar dia, sudah diminta untuk dilakukan penghentian sementara. "Kami juga sudah mencabut izin edar buvanest spinal."
Produk di line 6, terang Roy, terdapat 26 jenis. Namun, ia tak bisa menyebutkan satu-persatu.
"Intinya kami mengawal penghentian produksi di line 6. Ini harus dipatuhi oleh Kalbe Farma," katanya.
Potensi kesalahan di Kalbe Farma, terdapat di area pengemasan sekunder, sebelum pemberian label. Tertukarnya label obat anestesi Buvanest Spinal dengan asam tranexamat produksi PT Kalbe Farma sudah memakan korban.
Akibat tertukarnya label obat, dua orang pasien RS Siloam Karawaci meninggal dunia setelah mendapat injeksi obat bius yang salah. Dua pasien itu diinjeksi untuk kepentingan tindakan operasi.