REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN -- Kepala Badan Energi Atom Yordania (JAEC) Khaled Toukan menandatangani kesepakatan pembangunan pembangkit energi nuklir pertama mereka dengan BUMN atom Rusia Rosatom. Kontrak pusat energi berkapasitas 2.000 megawatt ini bernilai 10 miliar dolar AS.
98 persen sumber energi Yordania berasal dari impor dengan kenaikan rata-rata tujuh persen per tahunnya seiring ekspansi industri.
Pusat energi dengan dua reaktor ini akan dibangun di Amra dan diharapkan selesai pada 2022 mendatang. Reaktor pertama akan dioperasikan pada 2022 dan satu reaktor lagi akan dioperasikan dua tahun setelahnya.
''Rosatom dipilih karena kompetitif dan bisa memehui kebutuhan Yordania,'' kata Toukan seperti dikutip Arabian Business, Rabu (25/3).
Pusat energi itu diharapkan bisa memenuhi 40 persen kebutuhan energi Yordania nantinya.
Rusia memenangkan lelang proyek ini pada 2013 lalu. CEO Rosatom, Sergey Kiriyenko mengaku mereka terbuka untuk menyuplai bahan baku nuklir di kemudian hari.
''Pengembangan reaktor nuklir adalah kerja sama strategis,'' kata Kiriyenko.
Dengan adanya sanksi ekonomi oleh Barat, Rusia harus mencari cara baru keluar dari tekanan ekonomi. Bulan lalu, Rosatom juga menandatangani kerja sama pembangunan pusat energi nuklir pertama Mesir.