Jumat 27 Mar 2015 10:35 WIB

Mau Lihat Batuan dari Dasar Bumi? Di Sini Tempatnya

Salah satu pemandangan di Geopark Ciletuh, Sukabumi, Jawa Barat.
Foto: IST
Salah satu pemandangan di Geopark Ciletuh, Sukabumi, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Siapa sangka bebatuan berumur 50-60 juta tahun yang lalu terdapat di kawasan wisata Geopark Ciletuh, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Temuan itu diungkap dosen Geologi dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, Mega Fatimah Rosanah.

"Di sini itu ada batuan kompleks melans, campur aduk yang terbentuk karena ada tumpukan lempeng benua dengan kerak samudera. Yang ini terjadi umurnya 50 sampai 60 juta tahun yang lalu. Bahasa geologi ialah tersier," kata Mega Fatimah Rosanah, di Bandung, Jumat (27/3).

Mega yang tergabung dalam Tim Kerja Pengembangan Wisata Geopark Ciletuh ini mengatakan di Pulau Jawa hanya ada tiga lokasi lain yang mempunyai keunikan seperti Geopark Ciletuh. Yakni, di Bayat dan Karang Sambung, Jawa Tengah.

"Tetapi dua lokasi yang di Jateng itu berada di tengah hutan. Sedang Ciletuh mempunyai kelebihan karena pemandangan pantai dan keanekaragaman alamnya," kata dia.

Di kawasan tersebut, lanjut dia, juga mempunyai amphi theater dengan lebar diameter sekitar 15 kilometer yang disebabkan longsor besar, sehingga perbedaan tinggi. "Sehingga ini ada bagian turun dan naik. Makanya dilerengnya banyak ada air terjun, itu bukti ada fenomena struktur geologi," katanya.

"Jadi fenomena unik, bentuk amphi theaternya. Karena inilah yang akan kita angkat. Untuk kita konservasi batuannya, karena itu harus kita jaga," tambah dia.

Dikatakan dia, selain batuan Melans, di kawasan Ciletuh ada juga keunikan lainnya, yaitu adanya batuan Oviolit yakni batuan paling dalam dari kerak bumi yang ada di kedalaman sekitar 100 km lalu muncul ke atas permukaan bumi.

"Ada juga batuan Oviolit, batuan paling dalam dari kerak samudera yang berbatasan dengan mantel bumi yang komposisinya peridotit," kata dia.

Batuan tersebut, menurut dia, seharusnya berada puluhan ribu kilometer di bawah atau dasar permukaan bumi ini.

"Tapi kita sekarang kita lihat dipermukaan. Yang mengangkat 100 km lebih naik ke permukaan," kata dia.

Ia menuturkan, hal ini menjadi bukti tumbukan lempeng Benua Eropa-Asia dengan benua Laut Samudera Eurasia-Hindia dan Australia, yang terbentuk pada umur kapur-kurang lebih 100 juta tahun yang lalu.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement