REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat militer dari Insitute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi mengatakan, peristiwa pembunuhan dua TNI di Aceh diduga dipicu oleh konflik intern mantan anggota Gerakan Aceh Merdeka (GAM).
Menurut Khairul, ada konflik internal yang terjadi antara kelompok mantan GAM, di mana satu kelompok mendapat keuntungan dari perdamaian dan kelompok lainnya adalah mereka yang keinginannya tidak diakomodir pemerintah. Kelompok kedua inilah, yang dia duga menjadi pelaku pembunuhan dua TNI tersebut.
"Mungkin kebetulan TNI memang sedang mencari informasi mengenai keberadaan mereka. Namanya orang sedang dicari pasti merasa tidak nyaman. Akhirnya terjadilah," ujarnya pada Republika, Jumat (27/3).
Menurut Khairul, pembunuhan dua TNI di Aceh Utara merupakan ekspresi kekecewaan dari kelompok yang merasa dimarginalkan. Meski demikian, ia menilai pemerintah belum perlu meresponnya secara berlebihan.
Justru, Khairul menilai, pemerintahnya harusnya lebih mendorong program-porgram kesejahteraan yang disodorkan sebagai solusi atas konflik masa lalu. Sebab, kata dia, konflik pada masa lalu juga mulanya dipicu oleh masalah kesejahteraan.