REPUBLIKA.CO.ID, CIMAHI -- UPTD Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Cimahi, Jawa Barat, minta kepada seluruh industri besar di Cimahi untuk mengolah air limbahnya agar dapat dimanfaatkan untuk pemadaman api ketika terjadi bencana kebakaran. "Saya berharap perusahaan di Cimahi bisa mentreatment air limbahnya dan ditampung di bak penampungan agar bisa dimanfaatkan Damkar," kata Kepala UPTD Damkar Kota Cimahi Uus Supriyadi, Sabtu (28/3).
Selain mengolah air limbah industri, kata Uus, perusahaan juga dapat menyalurkan airnya melalui pipa ke luar pabrik agar mudah cara penyedotannya ketika terjadi kebakaran.
Jika penyedotan air limbah harus dilakukan di dalam pabrik, menurut dia, akan mengganggu aktivitas industri juga tidak efektif.
"Kalau masuk ke dalam pabrik untuk mengambil air mengganggu para pekerja, apalagi harus bolak balik," katanya.
Ia mengungkapkan, usulan pengolahan air limbah itu sebagai upaya mengatasi kendala sulitnya mendapatkan air ketika terjadi bencana kebakaran. Apalagi, lanjut dia, lima dari enam hidran tersebar di Kota Cimahi tidak berfungsi, sehingga menjadi kendala bagi petugas pemadam kebakaran di lapangan.
"Dari enam hidran hanya satu hidran yang berfungsi," katanya.
Menurut dia, tidak befungsinya hidran tentu berpengaruh pada kinerja Damkar Cimahi, karena fungsi hidran merupakan solusi kemudahan mendapatkan air untuk pemadaman api. "Ketika terjadi kebakaran pihaknya bisa cepat mendapatkan sumber air, jadi tidak harus ngambil air ke sungai," katanya.