Ahad 29 Mar 2015 14:18 WIB

TNI AD: 23 Pengikut Goliath Tabuni Menyerahkan Diri

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Angga Indrawan
Bendera OPM
Bendera OPM

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 23 anggota TPN/OPM (Tentara Pembebasan Nasional/Organisasi Papua Merdeka) akhirnya memutuskan untuk turun gunung dan kembali bergabung dengan NKRI. Keputusan ini tidak terlepas dari upaya pendekatan dan penyadaran yang dilakukan oleh personil Kodam XVII/Cendrawasih.

Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) TNI AD, Brigjen TNI Wuryanto menyebut, aksi penyerahan diri ini merupakan hasil kerjasama yang dilakukan oleh para personil Kodam XVII/Cendrawasih dengan aparat pemerintahan setempat.

"Upaya ini tidak terlepas dari pendekatan dan penyadaran yang dilakukan," ujar Wuryanto kepada Republika saat dihubungi, Ahad (29/3).

Sebelumnya, sebanyak 23 anggota TPN/OPM di wilayah Tingginambut, Puncak Jaya, memutuskan untuk menyerahkan diri. Ke-23 anggota TPN/OPM ini merupakan anak busah salah satu petinggi militer TPN/OPM, Goliath Tabuni. Penyerahan diri mereka ini pun sempat disaksikan oleh Kasdam XVII/Cendrawasih.

Lebih lanjut, Wuryanto menyebutkan, ke-23 pengikut Goliath Tabuni yang telah menyerahkan diri itu akan diberikan tempat tinggal berupa Honai (tempat tinggal khas Papua).

Mereka, menurut Wuryanto, mengaku memilih untuk turun gunung lantaran tidak ada peningkatan kesejahteraan yang mereka alami, baik terhadap mereka sendiri atau seluruh anggota keluarganya. Akhirnya mereka memutuskan untuk turun gunung dan bergabung dengan masyarakat lainnya.

Selain pembangunan Honai, Wuryanto menyebut, mereka juga meminta pihak aparat keamanan NKRI untuk membangun pos penjagaan dan pos Koramil di sekitar Tingginambut, Puncak Jaya. Terkait pembangunan Honai, TNI, ujar Wuryanto, akan berkoordinasi dengan aparat pemerintahan daerah setempat, dalam hal ini adalah Kabupaten Puncak Jaya.

"Kami akan melakukan koordinasi lanjutan untuk pembangunan Honai itu dengan pemerintah setempat," kata perwira tinggi bintang satu TNI AD tersebut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement