REPUBLIKA.CO.ID, JATINANGOR -- Puluhan Mahasiswa Universitas Padjadjaran yang tegabung dalam Aliansi Mahasiswa Unpad melakukan aksi demonstrasi di depan SPBU di Jalan Jatinangor, Senin (30/3).
"Kami kecewa dengan pemerintah dan Jokowi, janji-janji dari Jokowi belum terlaksana. Kami di sini berbicara atas nama rakyat, kami ada di sini karena rakyat," ujar Artha, mahasiswi Unpad yang menjadi koordinator aksi.
Dalam aksinya, mahasiswa menolak liberalisasi sektor energi khususnya migas, menjalankan mandat UUD 1945 pasal 33 ayat 3, dan meminta pemerintah untuk menangkap dan mengadili mafia Migas.
Selain tiu, para mahasiwa mengultimatum Presiden Jokowi, terkait banyaknya permasalahan yang belum tuntas, mahasiswa mengajukan beberapa tuntutan yang disampaikan saat unjuk rasa di depan SPBU Jatinangor.
Sejumlah permasalahan yang belum dituntaskan tersebut dan menjadi tuntutan, yaitu turunkan harga, dukung agenda reformasi berupa pemberantasan korupsi, tegakan kedaulatan hukum dan wujudkan stabilitas nasional.
Artha melanjutkan, kenaikan harga BBM yang dibarengi dengan kenaikan harga sembako, harga elpiji yang melambung tinggi, bahkan kondisi diperparah dengan nilai rupiah yang terus merosot mencapai Rp 13 ribu per dolar AS.
"Rakyat semakin menjerit dengan melonjaknya harga beras!," katanya.
Seperti diketahui, pemerintah resmi mengumumkan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium di angka Rp 7.300 per liternya. Sedangkan Solar, dijual Rp 6.900 dari Rp 6.400. Sementara untuk harga minyak tanah dinyatakan tetap Rp 2.500 per liter.