REPUBLIKA.CO.ID, KUWAIT CITY -- Indonesia dan Malaysia pada tahun ini absen dalam memberi bantuan kemanusiaan untuk Suriah sebagaimana dinyatakan kedua pemerintah pada Konferensi Internasional III untuk Bantuan Kemanusiaan Suriah, di Istana Bayan, Kuwait.
Duta Besar Indonesia untuk Kuwait Tatang B. Razak di Kuwait City, mengatakan ketidakikutsertaan Indonesia dalam memberikan bantuan terkait dengan skala proritas anggaran di dalam negeri.
Sementara pemerintah Malaysia tidak dapat memberikan bantuan karena sudah menyalurkan bantuan ke Suriah lewat organisasi nonpemerintah, ujar Kuasa Usaha Sementara Pemerintah Malaysia di Kuwait Yap Wei Sin.
Ada lima organisasi nonpemerintah (NGO) Malaysia yang sangat aktif menyalurkan bantuan ke Suriah, Palestina, dan negara Timur Tengah lainnya seperti Mercy Malaysia, Bulan Sabit Merah Malaysia, Bakti, Kelap Putra Malaysia, dan Muslim Care Malaysia. "Kalau dijumlahkan ada sekitar 300 ribu dolar AS yang sudah disalurkan dalam bantuan kemanusiaan ke Suriah dan negara Timur Tengah lainnya,"ujar Wei.
Dubes Tatang selaku ketua delegasi dalam konferensi itu, akan melihat terlebih dahulu apa yang disampaikan oleh masing-masing negara donor terkait bantuan yang dijanjikan. Tahun lalu, Indonesia dan Malaysia memberikan bantuan kemanusiaan untuk rakyat Suriah melalui PBB masing-masing sebesar 500 ribu dolar AS.
Kuwait selaku penyelenggara konferensi menyumbang sekitar 500 juta dollar AS tahun ini untuk bantuan kemanusiaan bagi Suriah. tersebut. Total bantuan yang dijanjikan oleh negara donor dalam konferensi itu sekitar 3,8 miliar dolar AS, kurang dari yang ditargetkan sebesar 8,4 miliar dolar AS.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB Bang Ki-moon dalam konferensi pers setelah menutup konferensi menjelaskan bahwa dana yang menjanjikan sebagai komitmen negara donor akan digunakan sebaik-baiknya secar transparan dan akuntabel.
Ada sekitar 3,9 juta pengungsi Suriah ditampung di beberapa negara tetangga. Mereka menderita dan rentan dengan kondisi tempat tinggal yang memburuk.
Dua juta pengungsi sangat tergantung pada bantuan makanan agar mereka bisa tetap bertahan hidup. Sekitar sepertiga pengungsi itu juga dalam penampungan sementara di Lebanon maupun di beberapa daerah di Yordania.