REPUBLIKA.CO.ID ,JAKARTA -- Keputusan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) memblokir beberapa situs dan media Islam dengan tuduhan radikalisme mendatangkan kecaman publik. Apalagi, Kemenkominfi menutup situs Islam radikal hanya berdasarkan permintaan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
Di sisi lain, lini masa mendadak heboh dengan prediksi Wanda Hamidah di Twitter pada 4 Juni 2014. Dalam kicauannya, mantan politikus PAN yang menjadi tim sukses Jokowi-JK tersebut membuat kicauan capres yang tak didukungnya bakal menjadi rezim otoriter.
Tak cukup hanya satu status, Wanda yang takut capres lawannya tersebut terpilih, juga mengingatkan tentang ancaman berekpresi dan potensi media yang dibreidel. Berikut kicauan lengkapnya:
Jangan sampai nanti enggak bisa ngeritik lagi, baru nyesel. Nanti enggak bisa nulis lagi baru nyesel. Nanti enggak bisa bikin film lagi baru nyesel.Nanti punya media dibredel baru nyesel.
Uniknya, Wanda ketika berkicau sambil memasang foto profil mengacungkan dua jari dengan di sisi kiri tertulis pesan, ‘I Stand on the right side’.
Menyikapi 'prediksi' yang tepat itu, banyak akun langsung membully Wanda. Akun @malakmalakmal menulis, "Kalian sih gak dengerin @wanda_hamidah dari dulu, tweeps! Jadi aja media dibreidel! LOL."
Akun @tra_anyunt menulis, "@selenakoe: Inalillahi .. Apa yg di khawatirkan @wanda_hamidah kejadian jg @saripuspitaayu"
"Apa yang dulu ditakutkan si @wanda_hamidah memang benar. Dan pelaku pembredelan media justru malah pemerintahan yang dulu dia bangga2kan. Thanks sis," ujar akun @dimasprakbar.