REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktivis Save Our Soccer, Apung Widadi menilai verifikasi Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) tidak sampai pada tingkat investigatif. BOPI terlihat hanya sekadar pengumpul dokumen lalu mengeluarkan izin untuk berlaga.
Menurutnya, hasil verifikasi yang dilakukan BOPI perlu dipertanyakan. Sebab bayak dari hasil verifikasi itu yang tidak jelas. Seperti halnya Persija yang terhutang Rp 76 Miliar. Tapi. bisa selesai dalam waktu sebulan.
Yang jadi pertanyaan, bagaimana mungkin dalam waktu itu Persija bisa membayar seluruh hutangnya dan melunasi gaji pemain. Dengan surat manajemen Persija yang menyatakan telah melunasi gaji, BOPI sudah percaya dan merekomendasikannya.
"Sampai di situ saja. BOPI tidak melakukan cek ulang terhadap keaslian dokumen itu," kata Apung kepada Republika Onlien (ROL), Jumat (3/4).
Kelemahan BOPI tak hanya pada masalah Persija. Pada hari terakhir verifikasi. Dalam semalam, BOPI bisa memberikan rekomendasi kepada lima klub yang sebelumnya bermasalah.
Padahal, permasalahan klub tersebut tidak satu atau dua. Lima klub itu mempunyai segudang masalah yang belum terselesaikan.
"Bayangkan dalam semalam BOPI bisa berikan rekomendasi ke lima klub yang sebelumnya bermasalah," sebut Apung.
Selain itu, lima klub tersebut belum melunasi pajaknya. Dengan surat pernyataan sedang berkonsultasi pajak. BOPI bisa meloloskan kelima klub ke ISL. Padahal komitmen awal BOPI seluruh klub harus membayar pajak.
Apalagi dengan pemberian tenggat waktu hingga pertengahan musim. Apung yakin dengan tenggat waktu yang diberikan itu tak akan cukup bagi klub bisa melengkapi semua persyaratan.Sebab manajemen sudah sibuk dengan pertandingan.
"Mereka pasti sudah sibuk dengan pertandingan. Akhirnya verifikasi itu hanya sekedar mengumpul dokumen saja," demikian kata aktivis SOS itu.