Sabtu 04 Apr 2015 18:40 WIB

Polusi Udara Buat Gerhana Bulan Merah Darah

Rep: C02/ Red: Ilham
 Narasumber Planetarium Cecep Nurhendaya memaparkan mengenai proses terjadinya Gerhana Bulan di Planetarium Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Rabu (8/10).  (Republika/Rakhmawaty La'lang)
Narasumber Planetarium Cecep Nurhendaya memaparkan mengenai proses terjadinya Gerhana Bulan di Planetarium Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Rabu (8/10). (Republika/Rakhmawaty La'lang)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat Indonesia bakal saksikan bulan menyeramkan, Sabtu (4/4) malam ini pukul 18.58 WIB. Gerhana bulan akan berwarna merah darah saat bayangan bumi menutupi secara sempurna.

Narator Planetorium dan Observatorium, Cecep Nurwendaya mengatakan, warna merah darah pada gerhana bulan akibat refraksi atau pembiasan cahaya matahari oleh atmosfer bumi. Selain itu polusi udara di Indonesia akan menambah warna merah bulan.

Ia mebyebutkan, polusi udara mengandung partikel perusak atmosfer dan mengandung warna merah. Sehingga partikel merah itu sampai ke bulan saat masuk ke umbra.

"Jadi semakin kotor polusi suatu udara akan semakin merah warna bulan," ujar Cecep.

Kata dia,  merah darah pada gerhana bulan bukan suatu keindahan. Tapi, ini membuktikan bumi semakin kotor. Ia menyarankan paling tidak dengan melihat gerhana bulan kali ini masyarakat bisa paham dengan pengaruh polusi udara di Jakarta.

Untuk menyaksikan gerhana bulan secara langsung. Ratusan masyarakat Jakarta menyambangi Planetarium Taman Ismail Marzuki. Meskipun cuaca mendung Planetarium menjanjikan live streaming dari Australia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement