Sabtu 04 Apr 2015 18:57 WIB

Jokowi Dinilai tak Serius Tangani Radikalisme

Rep: C09/ Red: Ilham
Situs di blokir.  (ilustrasi)
Situs di blokir. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintahan Presiden Joko Widodo dinilai tidak serius menangani masalah radikalisme di Indonesia. Seharusnya pemerintah lebih serius mendalami kriteria-kriteria pengaturan pemblokiran sebuah situs yang dianggap radikal.

“Perbedaan pemerintahan Jokowi dengan pemerintahan sebelumnya, Jokowi kurang memberi perhatian seandainya Indonesia memiliki generasi muda yang bergabung dengan paham-paham radikal internasional,” jelas Direktur Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat Universitas Islam Negeri (UIN), Ali Munhanif di Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (4/4).

Menurut dia, pemerintah tidak cukup hanya dengan melakukan filter. Tapi, bisa membuat Undang-undang seperti saat melarang penyebaran paham komunisme. “Pemblokiran juga tidak karena faktor mood, ini lagi musim ISIS,” kata dia.

Ia menuturkan, peran ISIS di Indonesia sudah meluas untuk merekrut orang-orang baru dan mencari pendanaan. Dibanding Alqaida, ISIS masih merupakan embrio untuk menjadi sebuah pemerintahan Islam yang mapan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement