REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ibu Nurhayani (76) sekian bulan terkena stroke. Namun karena keterbatasan ekonomi, sang ibu sempat ditolak beberapa rumah sakit untuk dilakukan rawat inap, meski sudah memiliki BPJS. Namun saat ini sang ibu mendapat kado istimewa dari Kopassus dengan menjalani rawat inap di Rumah Sakit Salak, Bogor.
Edward kerabat dari nenek itu mengaku sempat dilakukan rawat inap bulan Februari di rumah sakit kelas III memakai BPJS. Belum sempat pulih sudah diminta pulang dari pihak rumah sakit dengan alasan sudah sembuh. Sang nenek sendiri warga Bumi Indraprasta, Jalan Samiadji IV/13, Bogor Utara, Jawa Barat.
"Saat dirawat nenek itu belum pulih. Lalu keluarga lakukan rawat jalan. Tapi semakin hari kondisi nenek ini terus lemas. Sempat hari Selasa kemarin bawa ibu ke rumah sakit tapi ditolak dengan alasan kamar sudah penuh," kata Edward dalam keterangannya, Jakarta, Sabtu (4/4).
Kemudian, Edward melanjutkan, pagi tadi keluarga membawa nenek untuk berobat jalan, sebab kondisi tubuhnya sudah menurun. Namun, di rumah sakit oleh dokter nenek itu diminta untuk di rawat inap. Dengan, bermodal BPJS sang nenek pun diperkenankan untuk dirawat.
"Tadinya sempat kalut ditolak lagi. Bersyukur dipertemukan dengan anggota TNI (Kopassus) akhirnya semua ada pencerahan untuk perawatan nenek," ujar dia lirih.
Sementara dokter Carles dari Poliklinik Bataliyon 3 Grup 2 Kopassus yang berada di RS Salak mengatakan bahwa pertemuan ini bukan suatu kebetulan tapi sudah dipertemukan Yang Mahakuasa sebagai kado paskah sang nenek.
"Ini bukan kebetulan saja, ini rencana Tuhan. Memang secara manusia, kebetulan kami berada di RS ini, kami pun tergerak, ikut membantu pemulihan kesehatan sang ibu. Bersyukur nenek tersebut sudah diberi perawatan intensif di RS Salak. Kami siap memberi obat yang diperlukan di luar obat BPJS," ujar Carles.
Sementara ini kondisi nenek itu perlahan-lahan mulai ada perubahan, memang diakuinya sang nenek masih dalam diagnosis stroke dan selama ini asupan makanan pun kurang sehingga lemas dan nafas pun tersengal-sengal.
"Tadi pas masuk meliat nenek di ruang ICU, nenek itu masih dalam diagnosa stroke. Pernah kena stroke. Tapi tadi tensi sudah naik, dan asupan dari inpus bekerja. Sebab ada pergerakan pada mata dan pendengaran," ujar dia.
Dia pun mengaku perawatan sang nenek luar biasa indahnya. Betapa tidak sebab sang nenek itu langsung di tangani sang pimpinan kesehatan TNI AD, yakni Kepala Pusat Kesehatan (Kapuskes) TNI Mayjen Dr Daniel Tjen.
"Dokter Daniel langsung yang turun merawat sang nenek, ini luar biasa. Semua pertemuan ini muzizat yang maha kuasa. Jadi benar-benar kado paskah buat nenek ini," ujar Carles.