Ahad 05 Apr 2015 14:09 WIB

AIDS Menyebar ke 25 Kecamatan di Wonogiri

Rep: Edy Setiyoko/ Red: Winda Destiana Putri
HIV/AIDS
Foto: pixabay
HIV/AIDS

REPUBLIKA.CO.ID, WONOGIRI -- Hingga saat ini, hampir seluruh wilayah kecamatan atau 25 kecamatan di sana tidak ada satu pun yang terbebas dari penyebaran penyakit HIV/AIDS. 

Saat ini total penderita ada 188 kasus penderita HIV/AIDS. Separuh diantaranya sudah meninggal dunia.

Menurut Suprio, perkembangan penyakit HIV/AIDS dari waktu ke waktu makin meningkat. Gejala ini sekaligus memprihatinkan dalam upaya memberantas penyakit menular.

Terbukti, kini tak ada lagi kecamatan yang terbebas dari penyebaran penyakit ini. Dari 25 kecamatan yang ada, pernah diketemukan warga penderita. Termasuk wilayah kecamatan pinggiran, seperti Kismantoro, Paranggupito, dan Karangtengah.

"Memang benar, khusus Kabupaten Wonogiri, saat ini HIV/AIDS sudah menyebar di seluruh wilayah kecamatan yang ada. Sudah tidak ada wilayah yang terbebas dari HIV/AIDS".

Suprio menyampaikan, data pada tahun 2005 dan 2006, penderita HIV/AIDS berjumlah masing-masing dua kasus, tahun 2007 berjumlah empat kasus, 2008 ada lima kasus, 2009 ada tujuh kasus, 2010 ada 15 kasus, 2011 ada 19 kasus, 2012 ada 33 kasus dan 2013 mencapai 40 kasus. Tahun 2014 ada 56.

Sementara, untuk awal tahun 2015, terdata lima orang penderita. Dengan demikian total ada 188 orang. Sebanyak 90-an orang diantaranya telah meninggal dunia. Minimal satu penderita telah ada di setiap kecamatan. DKK menganggap kondisi ini sebagai sebuah hal yang memprihatinkan.

"Ya memprihatinkan, sebab tidak ada satupun kecamatan yang terbebas dari kasus ini. Apalagi, melihat perkembangannya, selalu maningkat setiap tahun," katanya.

Menurut Suprio, penderita HIV/AIDS tertinggi terjadi pada pria perantauan. Dimana saat di perantauan suami sering 'jajan' berganti-ganti pasangan. Urutan kedua, kaum ibu rumah tangga yang tertular penyakit menular tersebut dari suami yang perantauan.

Suprio menambahkan, ada beberapa Balita di sini yang terjangkit HIV/AIDS yang tertular penyakit berbahaya itu dari ibunya. Selama ini, penderita tak mengetahui dirinya telah terjangkit penyakit menular tersebut. Setelah periksa ke Puskesmas baru mengetahui positif terkena penyakit HIV/AIDS.

Perlu upaya berkesinambungan untuk menekan perkembangan virus itu. Salah satunya dengan giat melakukan sosialisasi kepada elemen masyarakat. Untuk hal ini pihaknya bekerjasama dengan Badan Keluarga Berencana Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Perempuan (BKBKSPP) Wonogiri.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement