Ahad 05 Apr 2015 16:38 WIB

Pemalsu Air Zam-zam Harus Dihukum

 Direskrimsus Polda Jateng Kombes Pol Djoko Poerbohadijoyo (kiri) bersama Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Liliek Darmanto (kanan) memperlihatkan barang bukti kemasan air zamzam palsu yang berhasil disita dari dua pabrik pembuatannya di Semarang, Kamis
Direskrimsus Polda Jateng Kombes Pol Djoko Poerbohadijoyo (kiri) bersama Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Liliek Darmanto (kanan) memperlihatkan barang bukti kemasan air zamzam palsu yang berhasil disita dari dua pabrik pembuatannya di Semarang, Kamis

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Ketua Komisi VIII DPR Saleh Partaonan Daulay mendesak agar para pelaku pemalsu air zam-zam diadili dan dijatuhi hukuman sesuai peraturan perundangan dan peradilan yang ada.

"Kita tidak tahu sudah berapa korban mereka. Sebab, selama ini penjualan air zam-zam sangat banyak ditemukan di Jakarta, khususnya di Tanah Abang, Jakarta," kata Saleh Partaonan Daulay melalui pesan singkat di Jakarta.

Apalagi, politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu mengatakan tidak jarang jamaah haji dan umroh membeli air zam-zam di Tanah Abang sebagai oleh-oleh, alih-alih membeli di Arab Saudi.

Menurut Saleh, pemalsuan zam-zam tersebut merupakan perbuatan curang yang melanggar ketentuan, khususnya Pasal 383 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.

"Tindakan tersebut juga tidak terpuji karena berusaha memperoleh keuntungan pribadi dan kelompok dengan memanipulasi barang yang dianjurkan oleh suatu agama tertentu," tuturnya.

Saleh menyayangkan adanya air zam-zam palsu yang beredar tersebut. Pasalnya, air yang bersumber dari mata air di dalam Masjidil Haram tersebut tidak semestinya dipalsukan untuk tujuan-tujuan bisnis. "Apalagi, di Tanah Suci air zam-zam diperoleh secara gratis.

Motif pemalsuan itu sudah pasti bisnis. Itu yang sangat disayangkan," katanya.

Saleh meyakini praktik pemalsuan air zam-zam itu meraup untung besar. Bila menjual air zam-zam asli, para pelaku akan merogoh kocek yang cukup banyak untuk biaya transportasi dan kargo.

"Dengan memalsukan, biaya itu dengan sendirinya tidak dikeluarkan," ujarnya.

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement