REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Suryo Bambang Sulisto mengatakan, Jepang diharapkan tidak hanya memperluas investasinya saja di Indonesia namun juga melakukan transfer teknologi secara cepat. Pasalnya, Jepang sudah menguasai pasar Indonesia namun selama ini transfer teknologi yang dilakukan masih cenderung lambat.
"Misalnyaa saja di sektor otomotif Jepang sudah menguasai sebesar 95 persen tapi transfer teknologinya masih lambat, sehingga komponen masih impor," ujar Suryo di Jakarta, Kamis (9/4).
Menurut Suryo, Indonesia harus bisa mengambil manfaat dari tingginya minat investasi di Jepang melalui transfer teknologi. Dengan demikian, kualitas perusahaan di Indonesia dapat meningkat, dan kemampuan sumber daya manusia juga semakin baik serta memiliki daya saing.
Suryo mengatakan, hal penting yang menjadi kebutuhan mendesak bagi Indonesia adalah dibangunnya supporting industries. Pasalnya, banyak industri yang masih tergantung pada bahan baku impor. Dengan adanya transfer teknologi, maka diharapkan kebutuhan bahan baku bagi industri dapat dihasilkan di dalam negeri.
"Pesan ini yang perlu disampaikan kepada Jepang agar menyadari prioritas kita sehingga dapat mengurangi defisit neraca transaksi berjalan," kata Suryo.
Selama ini transfer teknologi dari Jepang masih sulit dilakukan karena kurangnya lobi dari pemerintah. Suryo mengatakan, pemerintah Indonesia harus memberikan penekanan kepada Jepang agar mau melakukan alih teknologi sehingga industri dalam negeri dapat berkembang dan memiliki daya saing.