Kamis 09 Apr 2015 14:50 WIB

Megawati Jadi Ketum Selama 20 Tahun, Demokrasi PDIP tak Rasional

Rep: c15/ Red: Esthi Maharani
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyampaikan pidato politik saat pembukaan Kongres IV PDI Perjuangan, di Hotel Inna Grand Bali Beach, Bali, Kamis (9/4).
Foto: Antara/Andika Wahyu
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyampaikan pidato politik saat pembukaan Kongres IV PDI Perjuangan, di Hotel Inna Grand Bali Beach, Bali, Kamis (9/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Politik, Universitas Indonesia, Maswadi Rauf menilai dominasi yang dilakukan Megawati selama kurun waktu 20 tahun ini tidak rasional. Partai dan negara yang besar tumbuh dari kultur demokrasi yang sehat, dengan dominasi Megawati seperti ini menandakan demokrasi di PDIP tidak rasional.

"Ini ada yang tidak beres, tidak mungkin seseorang bisa berkuasa cukup lama, PDIP sudah dipengaruhi kharisma Megawati," ujar Maswadi saat dihubungi Republika, Kamis (9/4).

Maswadi juga menilai titik tidak rasionalnya pemilihan ketua umum PDIP ini didukung dengan sistem aklamasi yang sangat tidak demokrastis. Tidak mungkin selama puluhan tahun tidak ada perbedaan pandangan atau pergolakan ditengah partai. Hal itu, lanjutnya, menunjukkan ketidakberesan internal PDIP.

Maswadi mengatakan demokrasi merupakan alat dari nasionalisme. Demokrasi menyerahkan kepada pemilihan, yang banyak maka yang menang. Hal ini tidak tergambar pada kongres PDIP saat ini. Maka, Maswadi menilai perkembangan partai PDIP memang tidak rasional.

Selain itu, Maswadi mengatakan dominasi mega membuat kader lain yang semestinya bersinar jadi tertekan dengan dominasi Megawati. Hal ini mengakibatkan tidak adanya perkembangan kader, dan saat nanti Megawati tak lagi mengalami progresifitas, PDIP akan kekurangan sosok pemimpin.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement