REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan intervensi BI terbukti ampuh menstabilkan nilai tukar rupiah meskipun pada akhirnya cadangan devisa mengalami penurunan.
"Itu sebabnya mengapa nilai tukar rupiah pada minggu ini semakin membaik," kata Agus di kantor Kementerian Keuangan, Jumat (10/4).
Agus merinci, pada periode Desember-Maret 2015, rupiah terdepresiasi sebesar enam persen. Sedangkan kalau dihitung berdasarkan periode Desember-April, rupiah terdepresiasi 4,1 persen. "Hal ini menunjukkan kondisi yang lebih stabil," ujar dia.
Agus mengatakan fluktuasi nilai tukar rupiah terjadi karena bank sentral Amerika Serikat belum memberi ketidakpastian terkait kenaikan suku bunga. Selain itu juga karena telah dimulainya kenijakan quantitative easing di Eropa.
Seperti diketahui, intervensi BI membuat cadangan devisa menurun empat juta dolar AS menjadi 111,6 miliar dolar AS pada posisi Maret 2015. Penurunan ini juga disebabkan karena adanya kewajiban pemerintah membayar utang jatuh tempo.