Jumat 10 Apr 2015 18:40 WIB

JK: Komunikasi antara Parpol dan Pemerintah Harus Terjalin

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Bayu Hermawan
Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Foto: Antara
Wakil Presiden Jusuf Kalla.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyinggung pola komunikasi dan kerjasama antara pemerintah dengan partai pendukung yang saat ini dinilai masih kurang baik, dalam kongres partai itu di Bali.

Menanggapi hal itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla pun menilai komunikasi antara pemerintah dengan partai pendukung memang harus terjalin.

"Soal komunikasi jadi hubungan antara pemerintah dengan partai pendukung di manapun di dunia ini selama negara demokrasi itu selalu harus menjalin komunikasi, konsultasi, yang baik," kata JK di istana Wakil Presiden, Jakarta, Jumat (10/4).

JK melanjutkan, pemerintah yang memang mendapatkan dukungan dari partai harus selalu berkonsultasi dengan partai pendukungnya. Konsultasi ini diperlukan untuk menjalankan kebijakan pemerintahan.

"Karena memang sekarang tidak ada GBHN (Garis Besar Haluan Negara), yang ada ialah suatu program pemerintah yang dulu disusun bersama-sama oleh capres dengan partai-partai dan itu partai koalisi," jelasnya.

 

Untuk menjalankan program pemerintahan pun, tambah Wapres, juga perlu berkonsultasi dengan partai pendukung. Kongres IV PDI Perjuangan di Bali digelar pada Kamis (9/4). Dalam kongres tersebut, turut dihadiri Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement