REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Muhammadiyah Din Syamsuddin mengatakan, didirikannya Lembaga Persahabatan Indonesia-Irak bertujuan untuk memperkuat kerja sama dan mempererat tali persaudaraan dua negara.
"Lembaga ini akan segera dideklarasikan secara resmi di dua negara," kata Din di Menteng, Jakarta, Senin (20/4).
Din yang ditinjuk menjadi ketua dewan pembina lembaga tersebut mengatakan lembaga persahabatan dua negara itu merupakan gagasan dari Duta Besar Irak untuk Indonesia Abdullah Salih. Din sendiri menanggapi hal itu dengan baik.
"Saya dukung. Ini baik sekali. Aktivitas serupa sudah ada modelnya di dalam negeri. Saya juga memimpin persahabatan Indonesia-Palestina yang lintas suku, agama, ras dan afiliasi politik," kata dia.
Menurut Din yang juga ketua umum Majelis Ulama Indonesia, Irak merupakan negara yang memiliki sejarah cemerlang di masa lampau. Meskipun di masa kini, negara tersebut sedang berupaya bangkit pascaperang.
"Irak ini ibarat kakak tua bagi Indonesia yang menjadi pusat peradaban, terutama masa-masa Islam di era Khalifah Abbasiyah. Di sanalah pusat supremasi Islam dengan Baghdad lewat berbagai ceritanya," kata dia.
Duta Besar Irak untuk Indonesia Abdullah Salih yang menggantikan Menteri Luar Negeri Irak karena berhalangan hadir menyambut positif. "Saya mengapresiasi pembentukan komite ini. Saya bangga dan terharu," ujar Salih, Senin (20/4).
Salih menyatakan, lembaga ini akan sangat berperan karena menyangkut kepentingan bersama kedua negara.