REPUBLIKA.CO.ID, Jakarta - Terbongkarnya kasus prostitusi di indekos terbongkar setelah kematian salah satu penghuni kos di wilayah Tebet, Deudeuh. Kasus itu membuat keresahan di masyarakat terkait kehadiran indekos di wilayah Jakarta Timur (Jaktim). Namun sayangnya hingga kini Satpol PP Jaktim belum melakukan sidak.
Ketika ditemui di kantornya pada Selasa (21/4), Kepala Satpol PP Jaktim, Hartono Abdullah mengatakan belum melakukan sidak indekos. Hal itu disebabkan Satpol PP Jaktim masih disibukan dengan pengamanan KAA dari 19-23 April di Jakarta.
"Kalau ingin sidak kos-kosan saya harus rapat dulu karena untuk minggu ini masih sibuk KAA," katanya. Menurut Hartono hal itu lebih penting karena banyak tamu negara yang datang ke Indonesia,sehingga Jakarta harus bersih dan tertata rapih.
Bahkan hingga kini, ia belum menerima laporan terkait jumlah indekos."Iya nanti setelah KAA baru kita lakukan pendataan terus kita lakukan tindakan," kilahnya.
Meskipun belum ada data pasti yang didapat, wilayah Jaktim merupakan yang terluas diantara lima kota di Provinsi DKI Jakarta. Ditambah lagi banyaknya jumlah kampus dan perkantoran di wilayah Jaktim tentu membuat jumlah indekos tidaklah sedikit.
Sebelumnya, terkait pengamanan KAA, Satpol PP Jaktim telah mengerahkan 304 personel. Kesibukan pengamanan KAA memaksa satpol PP Jaktim belum menindak indekos yang dicurigai menjadi sarang prostitusi.
Padahal kost-kostan yang dijadikan sarana prostitusi sangat mengkhawatirkan warga Jaktim. Salah satu warga Jaktim, Tari mengungkapkan keresahannya jika indekos dijadikan tempat mangkal PSK."Iya takutlah mas disini (Jaktim) ada tempat PSK begitu, apalagi ada kasus pembunuhan kemarin itu di Tebet," ujar ibu berusia 46 tahun itu.