Rabu 22 Apr 2015 01:03 WIB

SIAL Kanada DIharapkan Dongkrak Ekspor Makanan Indonesia

Tak hanya populer, makanan Indonesia juga diharap konsisten rasanya di mana pun tersaji.
Foto: Rakhmawaty La'lang/Republika
Tak hanya populer, makanan Indonesia juga diharap konsisten rasanya di mana pun tersaji.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keikutsertaan Indonesia dalam pameran makanan olahan terbesar (SIAL) di Kanada diharapkan bisa meningkatkan ekspor nonmigas pada 2015 karena jika dibandingkan 2013 nilai ekspor nonmigas Indonesia ke Kanada tahun 2014 mengalami penurunan 3,49 persen.

Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Nus Nuzulia Ishak mengatakan, ekspor nonmigas Indonesia ke Kanada pada tahun 2014 mencapai 755,02 juta dolar AS atau turun sebesar 3,49 persen dibandingkan tahun 2013 yang tercatat sebesar 782,35 juta dolar AS.

Sementara ekspor non migas Indonesia ke Kanada periode Januari-Februari 2015 mencapai nilai 109,29 juta dolar AS, atau turun sebesar 42,60 persen terhadap ekspor Januari-Februari 2014 yang tercatat sebesar 190,40 juta dolar AS.

Nus yang didampingi Direktur Promosi dan Branding Kemendag Pradnyawati, menjelaskan tren ekspor Indonesia ke Kanada lima tahun terakhir (2010-2014) mengalami minus 1,42 persen, dimana ekspor pada tahun 2010 sebesar 731.91 juta dolar AS menjadi 755.02 juta dolar AS pada tahun 2014.

Salon International de L'alimentation (SIAL) Canada adalah pameran makanan minuman terbesar di Amerika Utara dengan pengunjung 14.685 profesional dan pebisnis dengan menampilkan 767 eksibisi dari 43 negara. Pameran tahun ini akan diselenggarakan di Toronto. Tahun sebelumnya di Motreal, Kanada.

Tahun ini Indonesia akan mengikutsertakan 28 perusahaan makanan dan minuman, seperti Agung Bumi Agro yang memroduksi tepung singkong termodifikasi, Aimfood Manufacturing Indonesia memroduksi minumam serbuk seperti minuman klorofil, susu dan buah, serta Bamboe Indonesia yang memroduksi beragam bumbu masakan khas Indonesia dalam kemasan.

Keikutsertaan Indonesia ketiga kalinya diharapkan meningkatkan ekspor makanan dan minuman olahan sebesar 60 persen. "Kita tidak hanya mengharapkan peningkatan transaksi saat pameran, tetapi juga peningkatan transaksi setelah pameran karena pesertanya lebih dari 40 negara.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement