REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) diketahui dipimpin sementara oleh pengganti Abu Bakr Al-Baghdadi. Sebelumnya dilaporkan, Al-Baghdadi, yang disebut-sebut sebagai khalifah ISIS, dilaporkan terluka parah usai serangan udara koalisi Amerika Serikat pada awal Maret.
Berdasarkan media-media lokal dan sumber intelijen, diketahui pemimpin sementara ISIS adalah Abu Alaa-Afri. Afri merupakan mantan guru fisika di Irak, tepatnya di kota terbesar kedua di negara itu, Mosul.
Guardian, Rabu (22/4) melaporkan bahwa khalifah kelompok teror itu, Abu Bakr al-Baghdadi terluka serius dalam koalisi serangan udara AS di Irak barat. Hampir tewasnya Al-Baghdadi menimbulkan informasi baru bahwa telah berlangsung 'pertemuan panik' antara pejabat senior ISIS.
Berbicara kepada Newsweek, Kamis (23/4), Dr Hisham al Hashimi, penasihat pemerintah Irak, menginformasikan bahwa komando kelompok ISIS sementara dipegang Afri. Bahkan Afri disebut-sebut bakal menjadi pengganti Al-Baghdadi jika sang pemimpin mati.
"Setelah Baghdadi terluka, dia (Afri) sudah mulai menjadi kepala Daesh (istilah Arab untuk ISIS). Dia akan menjadi pemimpin Daesh jika Baghdadi mati," ujarnya.
Diyakini bahwa Afri berada di kawasan al-Hadar, kota Mosul, Irak. Ia telah beberapa kali muncul dalam sebuah kelompok di arena pertempuran. Sikap kepemimpinannya disebut-sebut layak menggantikan Al-Baghdadi. "Ya, Afri lebih penting, cerdas, dan memiliki hubungan yang lebih baik dengan pasukannya," kata Hashimi.
Afri diketahui adalah seorang guru fisika di sekolah Tal Afar, kota di Irak barat laut di Nineveh. Afri disebut-sebut merupakan pengikut Abu Musaab al-Suri, sarjana Jihad terkemuka di Irak. Para pengamat gerakan ISIS mendukung klaim Hashimi bahwa Afri adalah 'bintang bersinar' dalam kelompok teror tersebut.
"Abu Alaa (Afri) tampaknya telah menjadi lebih menonjol dalam beberapa bulan terakhir, terutama setelah kelompok itu mulai menderita kekalahan taktis di Suriah dan Irak sejak Desember," kata Hassan Hassan, analis Timur Tengah dan co-penulis New York Times.