REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif meresmikan lima shelter yang digunakan sebagai Tempat Evakuasi Sementara (TES) bagi warga untuk berlindung dari gelombang tsunami.
"Tempat evakuasi sementara ini merupakan ruang ikhtiar kita untuk menyelamatkan diri. Ketika terjadi gempa tarik nafas dulu, lalu langsung menuju shelter," kata dia di Padang, Kamis (23/4).
Lima TES yang diresmikan antara lain di Kelurahan Parupuk Tabing, Kecamatan Koto Tangah Padang, Kelurahan Tabing Kecamatan Koto Tangah Padang dan Kecamatan Pemenang, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat.
Kemudian, di Kecamatan Kampung Melayu Kota Bengkulu dan Kecamatan Ilir Talo Kabupaten Seluma, Bengkulu.
Menurut Syamsul hanya ada waktu 30 menit bagi warga untuk menyelamatkan diri setelah gempa terjadi jika diikuti datangnya gelombang tsunami.
"Shelter dibuat dengan pondasi yang kokoh sehingga diperkirakan tahan terhadap gempa dan merupakan tempat evakuasi sementara maksimal dua jam ," ujar dia.
Ia mengatakan begitu gempa segera berlari menuju shelter dan jangan kembali sebelum dua jam atau kondisi dinyatakan aman oleh pihak berwenang.
"Pengalaman menunjukkan orang sudah lari tapi ada yang kembali, biasanya orang itu yang jadi korban," ujar dia.
Ia meminta kepada masyarakat untuk rutin melaksanakan latihan evakuasi agar saat gempa terjadi menjadi terlatih.
Syamsul mengatakan kecepatan gelombang tsunami mencapai 400 kilometer per jam oleh sebab itu harus segera menyelamatkan diri ke tempat yang lebih tinggi.