REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sebanyak 10 kepala negara dan pemerintahan Asia-Afrika tidak mengikuti kegiatan napak tilas (historical walk) di Jalan Asia Afrika, Bandung untuk memperingati sejarah perjalanan 60 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA).
Hal itu disampaikan oleh Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri Esty Andayani saat ditemui di Bandung, Jumat.
Menurut Esty, kesepuluh pemimpin Asia-Afrika yang tidak hadir di Bandung, yaitu Raja Jordania, Perdana Menteri Jepang, Perdana Menteri Singapura, Perdana Menteri Thailand, Sultan Brunei Darussalam, Perdana Menteri Bangladesh, Perdana Menteri Mesir, Presiden Iran, Wakil Presiden Seychelles, Perdana Menteri Palestina.
Sebelumnya 10 orang pemimpin Asia Afrika itu telah mengikuti Pertemuan Tingkat Tinggi KAA 2015, namun mereka tidak dapat mengikuti kegiatan Peringatan KAA di Bandung.
Sementara itu, jumlah kepala negara-pemerintahan atau wakilnya yang akan melakukan kegiatan Peringatan 60 tahun KAA di Bandung, kata Esty, berjumlah 24 orang.
Adapun acara utama Peringatan 60 tahun KAA adalah napak tilas (historical walk), di mana 24 kepala negara-pemerintahan atau perwakilan dan delegasi Asia Afrika akan berjalan kaki dari Hotel Savoy Homann menuju Gedung Merdeka melalui Jalan Asia Afrika, Bandung. Selanjutnya, para pemimpin Asia Afrika itu akan berfoto di Gedung Merdeka.
Terkait acara peringatan KAA ke-60, akan diadakan acara mengheningkan cipta atau "minute of silence" dan pembacaan Dasasila Bandung.
Presiden Joko Widodo akan memberikan sambutan dalam acara peringatan itu, yang diikuti sambutan dari satu perwakilan negara Asia, satu perwakilan negara Afrika, dan perwakilan negara peninjau.
Kemudian, akan ada penandatanganan simbolis Bandung Message oleh tiga pemimpin negara, yaitu Presiden Joko Widodo sebagai tuan rumah KAA, Presiden Tiongkok Xi Jinping sebagai perwakilan negara Asia, dan Raja Swaziland Mswati II sebagai perwakilan negara Afrika.
Selain itu, akan ada peresmian Monumen Asia-Afrika.