REPUBLIKA.CO.ID, KATHMANDU -- Kota-kota di Nepal seketika berubah menjadi 'kota tenda' setelah gempa besar berkekuatan 7,8 Skala Ritchter menyerang wilayah antara Kathmandu dan Pokhara. Gempa susulan 6,7 SR terjadi setelah itu.
Laporan sementara menyebutkan 2.500 orang tewas. Banyak dari warga ibu kota negara, Kathmandu yang kehilangan rumah mereka akibat gempa dan menghabiskan malam kedua di tenda-tenda pengungsian. Ribuan penduduk tinggal di tenda. Mereka takut kembali ke rumah mereka, terutama setelah gempa susulan 6,7 SR terjadi lagi dan menghantam wilayah itu pada Ahad (26/4).
"Desa-desa di sini terkena longsor. Sebanyak 200, 300, hingga 1.000 orang benar-benar terkubur akibat longsor ini," kata Juru Bicara World Vision, Matt Darvas, dilansir dari BBC, Senin (27/4).
PBB memperkirakan hampir satu juta anak di Nepal yang sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan, khususnya bantuan kesehatan. Negara ini juga kehabisan air dan makanan, terutama setelah listrik padam. Pemerintah setempat memperkirakan bahwa jumlah korban bisa meningkat sebab tim penyelamat masih menjangkau daerah-daerah pegunungan terpencil di barat Nepal.