REPUBLIKA.CO.ID, KATHMANDU -- Kepala Ekonomi Asia Pasifik di perusahaan riset bisnis IHS, Rajiv Biswas mengatakan, biaya rekonstruksi jangka panjang di zona gempa Nepal mencapai lebih dari lima miliar dolar atau sekitar 20 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
"Dengan standar konstruksi perumahan d Nepal yang sangat rendah, berdasarkan laporan awal dampak gempa telah menghancurkan wilayah itu," katanya dilansir Reuters.
Di wilayah ramai Kathmandu, banyak bangunan yang diratakan gempa ataupun rusak parah.
Perwira tentara Nepal, Santosh Nepal dan kelompok penyelamat bekerja sepanjang malam, Sabtu (25/4) untuk membuka reruntuhan bangunan dan mencari korban. Mereka menggunakan kapal karena buldoser tidak bisa melalui jalan-jalan sempit kota kuno itu.
Di antara bangunan yang hancur, landmark ibu kota juga hancur dalam gempa berekekuatan 7,8 Skala Richter tersebut. Bangunan setinggi 60 meter itu merupakan Dhahara Tower yang dibangun pada 1832 untuk Ratu Nepal.