REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Lembaga riset ekonomi Fitch Ratings menurunkam peringkat Jepang seiring perjuangan negeri yang dipimpin Perdana Menteri Shinzo Abe itu melawan ketidakstabilan ekonomi dan utang.
Fitch menurunkan pringkat utang mata uang lokal Jepang untuk jangka panjang serta peringkat surat utang yen dan valas menjadi A dari A+.
Fundamental kredit, pendapatan tinggi, ekonomi kaya serta stabilitas sosial politik jadi hal yang mendukung tidak terlalu merosotnya peringkat Jepang.
Sebagian besar utang Jepang dibuat bank-bank dan lembaga keuangan. Ini dilihat Fitch masih dalam kondisi stabil.
Hanya saja, Fitch melihat Pemerintah Jepang tidak mengalokasikan dengan cukup dana kompensasi atas kenaikan pajak dalam anggaran fiskal 2015 yang berakhir pada Maret 2016 mendatang, demikian dikutip Associated Press, Selasa (28/4).
Utang Jepang merupakan yang terbesar di antara negara-negara maju dan nilainya mencapai dua kali ekonomi mereka.
Oleh Fitch, kredit dan peringkat Jepang dimasukkan dalam kategori rentan karena tingginya utang pemerintah. Lembaga pemeringkat ini menyebut Pemerintah Jepang sudah memangkas tingkat pajak korporasi dan akan kembali menguranginya di tahun fiskal 2016.
"Perkembangan kondisi ini dinilai Fitch meningkatkan ketidakpastian komitmen politik terhadap konsolidasi fiskal," demikian disampaikan Fitch yang melihat belum adanya strategi baru dari Pemerintah Jepang.
Detil startegi, menurut Fitch, merupakah hal penting. Tapi penguatan komitmen pemerintah untuk mengimplementasikannya jauh lebih penting dan harus makin jelas dari waktu ke waktu.