Rabu 29 Apr 2015 19:55 WIB
Peringatan May Day

'Buruh Jangan Hanya Demo Saat May Day'

Rep: Laeny Sulistyawati/ Red: Ani Nursalikah
Menteri Tenaga Kerja, Hanif Dhakiri saat mengunjungi balai besar pengembangan latihan kerja dalam negeri, di Jalan Gatot Subroto, Kota Bandung, Kamis (19/3). (foto : Septianjar Muharam)
Foto: Republika/Septianjar Muharam
Menteri Tenaga Kerja, Hanif Dhakiri saat mengunjungi balai besar pengembangan latihan kerja dalam negeri, di Jalan Gatot Subroto, Kota Bandung, Kamis (19/3). (foto : Septianjar Muharam)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) M Hanif Dhakiri menilai buruh boleh saja melakukan aksi turun ke jalan saat hari buruh internasional pada 1 Mei.

Namun, buruh juga diharap mengisinya dengan kegiatan lain, seperti seminar. Menurutnya, banyak kegiatan bermanfaat lain yang bisa dilakukan buruh selain demonstrasi atau unjuk rasa.

“Misalnya diisi dengan kegiatan seminar, lokakarya, olah raga dan menumbuhkan motivasi membangun kekuatan buruh,” ujarnya, di Jakarta, Rabu (29/4) .

Hanif juga meminta serikat buruh lebih menekankan dialog sosial dan menjalin kerja sama dengan pengusaha untuk meningkatkan kesejahteraan dia dan keluarganya. Namun, ia optimistis para buruh yang melakukan aksi turun ke jalan Jumat mendatang akan berlangsung tertib, lancar dan tidak anarkis.

Pihaknya juga telah mengirim surat edaran kepada para kepala daerah di seluruh Indonesia agar memberikan perhatian dan dapat berkoordinasi menjaga perayaan May Day tetap aman. Pemerintah daerah diharapkan membantu memonitor dialog sosial antara pekerja dengan pengusaha sehingga, hubungan ketiga pihak semakin erat.

Ia meminta hari buruh digunakan sebagai momentum memberdayakan lembaga kerja sama tripartit yang terdiri dari unsur pemerintah, pengusaha dan buruh. Hanif berharap semua pihak dapat duduk bersama dan berdialog untuk mencari solusi terbaik menyelesaikan permasalahan di bidang ketenagakerjaan.

Pertemuan tripartit seperti ini disebutnya bisa menjalin silaturahmi dan berkomunikasi terbuka untuk menampung aspirasi.

“Usulan dan aspirasi dari semua pihak dalam mengakomodir kepentingan semua pihak. Pada akhirnya permasalahan ketenagakerjaan di Indonesia bisa diselesaikan,” ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement