REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Budayawan Betawi, Ridwan Saidi, mengkritisi kebijakan Presiden Jokowi terkait hukuman mati terhadap sembilan terpidana mati. Kebijakan tersebut, jadi ancaman bagi bangsa Indonesia. Sebab, negara lain terutama yang warganya dihukum mati, akan melakukan perlawanan terhadap Indonesia.
"Kebijakan hukuman mati itu, hanya mencari popularitas saja bagi Jokowi," ujarnya, saat berkunjung ke Pemkab Purwakarta, Jabar, Rabu (29/4).
Sebagai contoh, KBRI di Yaman itu hancur bukan karena roket yang nyasar. Melainkan, jelas-jelas ada pihak yang ingin merusak KBRI. Apalagi, lokasi KBRI tersebut berada di pusat kota. Sehingga, dengan kasus itu Indonesia memang sudah jadi sasaran bangsa luar.
Terlebih lagi dengan hukuman mati terhadap sembilan terpidana mati, yang mayoritas merupakan warga negara asing. Dengan hukuman ini, Indonesia harus bersiap-siap mendapat serangan balik dari luar.
"Berat bagi Indonesia, memperbaiki hubungan diplomatik dengan negara yang warganya telah dihukum mati," ujarnya.
Tapi, Indonesia harus memikul resikonya. Resiko ini, diakibatkan dari kebijakan pemerintah yang tak tentu arah. Kebijakan pemerintah saat ini, hanya sekedar mendulang popularitas saja. Tanpa, melihat resiko yang akan ditimbulkan.