Kamis 30 Apr 2015 11:04 WIB

Muslim Thailand Menuju Jalan Kebebasan (1)

Rep: c 08/ Red: Indah Wulandari
Aksi Muslim Thailand memprotes kebebasan beragama di Bangkok
Foto: nbcnews
Aksi Muslim Thailand memprotes kebebasan beragama di Bangkok

REPUBLIKA.CO.ID,BANGKOK -- Selama ini banyak yang menilai bahwa Thailand adalah negara yang homogen dengan mayoritas penduduknya menganut agama Buddha sebagai agama resmi. Namun, ternyata Thailand ternyata menjadi tempat bermukim sekitar 64 juta penduduk yang memeluk agama Islam.

Penduduk Negeri Gajah Putih ini juga banyak yang memeluk agama Islam, Kristen, Konghucu, Hindu, Yahudi, Singh, dan Thao.

Muslim di Thailand tercatat sebagai kelompok minoritas kedua setelah etnis China. Diperkirakan, pemeluk agama Islam di Thailand ini berasal dari etnis Persia, Cham (muslim Kamboja), Bengali, India, Pakistan, serta etnis Melayu dari Sumatera, Kalimantan dan Malaysia.

Berbeda dengan umat Muslim di Thailand yang menyebar ke banyak tempat, tidak demikian dengan Muslim dari etnis Melayu yang ada disana.

Onislam.net mencatat, Muslim Melayu cenderung mengelompok dan bermukim di provinsi-provinsi bagian selatan Thailand. Yaitu di Provinsi Pattani, Yala, Naratiwat, Songkhla, dan Provinsi Satun  yang berbatasan langsung dengan negara Malaysia.

Hal ini disebabkan karena muslim Melayu cenderung kesulitan untuk berintegrasi dengan budaya Thailand yang mayoritas berafiliasi dengan pemeluk agama Buddha. Terdapat Kesultanan Muslim yang menaungi masyarakat Muslim Melayu di Thailand.

Kesultanan Muslim ini dinilai pemerintah Thailand sebagai kelompok separatis. Tak jarang, terjadi bentrok dan kekerasan antara pihak Kesultanan Muslim dengan pemerintah Thailand pada abad ke-18 silam.

Pemerintahan Thailand yang dikuasai oleh Raja Thailand saat itu berupaya untuk menyatukan umat Muslim Melayu agar sama-sama masuk di bawah naungan Kerajaan Thailand.

Namun, tetap saja mereka menolak karena masyarakat Muslim Melayu saat itu bersikeras untuk diintegrasikan dengan negara Melayu dan memerintah sendiri.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement