REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Para petani di Sulawesi Tengah punya persoalan yang cukup serius. Mereka tidak memiliki lantai jemur gabah, sehingga membuat produksi beras menjadi kurang baik.
"Ini kendala utama dalam penyerapan produksi petani di Sulteng," kata Kepala Perum Bulog Pali, Mar'uf, Kamis (30/4).
Ia mengatakan akibat dari tidak mmemiliki sarana penjemuran gabah, petani terpaksa menitip gabah di penggilingan. Karena penggilingan sudah pasti memiliki sarana lantai jemur gabah.
Menurut dia, kondisi tersebut yang menyebabkan penurunan kualitas beras produksi petani di Sulteng. Gabah jika terlambat dikeringkan, dipastikan mempengaruhi kualitas beras. Mutu beras akan menurun karena gabah yang digiling proses penjemuran terlambat.
Sementara di satu sisi, Bulog membeli beras petani mengacu kepada standar kualitas dan harga yang telah ditetapkan pemerintah. "Kalau kualitasnya tidak mencapai standar yang dipersyarakatkan bagaimana Bulog mau beli," kata Mar'uf.
Kendala lain dalam penyerapan produksi petani oleh Bulog adalah faktor harga. Harga pembelian pemerintah (HPP) beras ditetapkan Rp 7.300/kg. Sementara harga beras di tingkat petani dan penggilingan saat ini berkisar Rp 7.400-Rp 7.500/kg.