REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia memiliki 92 pulau terluar. Kondisinya yang terluar sekaligus membuat garda terdepan Indonesia ini ditepikan. Dengan keterbatasannya, masyarakat di pulau-pulau tersebut hidup sengsara dan terabaikan.
Prihatin dengan kondisi tersebut lembaga nirlaba aksi cepat tanggap (ACT) menggagas Konsorsium Kemanusian 100 Pulau Tepian Negeri. Program ini digagas ACT bersama 15 lembaga nirlaba lainnya yang ditandatangani dalam piagam komitmen.
Lembaga ini diantaranya Majelis Taklim Telkomsel (MTT), Griya Yatim Dhuafa (GYD), Yayasan Baitul Mal Indonesia BRI (YBM-BRI), Komunitas Gemar Berbagi (KGB), RAS FM, Sahabat Iman, Majalah Ummi, Dakta FM, Jakmania, Gemma (Gerakan Memakmurkan Masjid Pondok Indah), Destructive Fishing Watch (DFW) dan Wali Care.
Program pemberdayaan ini menurut Vice President ACT, Ibnu Khajar, meliputi masalah pendidikan, kesehatan, keagamaan, dan ekonomi.
"Hal itu menjadi permasalahan yang cukup rumit sehingga tepian-tepian wilayah Indonesia tidak berkembang lebih baik, maka akhirnya kami berkomitmen berjuang bersama untuk menjalankan program ini," kata Ibnu.