REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pembelaan sejumlah pihak terhadap eksekusi mati pengedar narkoba dinilai sebagai sebuah sikap yang tak sesuai logika dan tak berkeadilan.
"Hal ini tentu jelas-jelas terasa sebagai sesuatu yang sangat tidak berkeadilan, karena bagaimana bisa kita terima logika yang mengatakan bahwa kita harus menghormati jiwa mereka. Padahal, mereka yang harus kita hormati jiwanya tersebut sangat tidak menghormati jiwa orang lain," ujar Ketua Komite Pusat Gerakan Nasional Anti Narkoba Majelis Ulama Indonesia (GANAS ANNAR MUI) Anwar Abbas, Sabtu (2/5).
Dia juga mengatakan, kalau orang yang tidak sepakat dengan eksekusi mati terpidana narkoba masih punya perasaan dan rasa keadilan, maka pembelaanya terhadap terpidana narkoba adalah sesuatu yang tidak adil.
"Apalagi orang tersebut seperti Fredy Budiman masih bisa mengendalikan bisnisnya dari dalam penjara." ungkap Abbas.
Menurutnya pembelaan tersebut bukanlah pembelaan yang pada tempatnya.