REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Sekretaris Umum Persipura Jayapura Rocky Bebena mengatakan, pihaknya akan menolak jika kompetisi atau liga dijalankan di bawah kendali tim transisi bentukan Kemenpora karena tidak sesuai dengan aturan FIFA sebagai induk organisasi tertinggi.
"Kami menolak jika liga dijalankan oleh tim transisi. Karena hal itu bertentangan dengan aturan yang berlaku di FIFA," kata Rocky Bebena di Kota Jayapura, Papua, Sabtu (2/5).
Menurut dia, berdasarkan pertemuan 18 klub bersama operator liga dengan Kemenpora pada 27 April di Jakarta, beberapa hal sudah ditawarkan oleh tim dari Kemenpora termasuk membentuk tim transisi.
"Tapi sebelum kita beragumen dan pandangan lebih jauh, hanya satu hal yang kita pikirkan bahwa statuta PSSI diadopsi dari statuta FIFA, yang dalam pasal 4 ayat 3, berbunyi bahwa semua bentuk kompetisi diselenggarakan oleh FIFA, AFC dan PSSI," katanya.
"PSSI memberikan perpanjangan tangan kepada operator liga untuk menjalankan kompetisi. Lalu kalau sekarang tim transisi dibentuk untuk kepanjangan tangan dari PT Liga/operator liga, hal yang nonsen untuk sebuah hasil kompetisi diakui oleh AFC dan FIFA karena tidak ada dalam status atau aturan," lanjutnya.
Karena menurut Bebena, kompetisi sepak bola di Indonesia diatur oleh PSSI yang direstui oleh FIFA dan dijalankan oleh operator yang ditunjuk dan dipercayakan, bukan tim transisi.
"Kalau kita pertahankan,kami Persipura jelas rugi dong. Jika kita mengikuti bentukan tim transisi dari Kemenpora tetapi akhir dari kompetisi tidak ada kouta untuk kita dan tidak diakui oleh AFC dan FIFA, itu sama saja dengan Tarkam," katanya.