REPUBLIKA.CO.ID,Nichola Taylor pernah berargumen pada sang ibu setelah nonton bareng The Passion of Christ, “Saya tidak percaya Yesus adalah anak Allah.”
Tapi, saat itu niatannya hanya pergi untuk menonton film yang digembar-gemborkan sangat menarik.
Beberapa bulan kemudian, ia ternyata mulai diperlihatkan untuk mengenal Islam. Taylor mulai bekerja di sebuah perusahaan multinasional di London dan banyak bekerja sama dengan insinyur di Kairo, Mesir.
“Awalnya, saya tidak tertarik sedikitpun. Tapi kemudian, pada saat Ramadhan, saya menemukan sebagian besar insinyur kami bekerja sambil berpuasa. Saya mulai bertanya. Kenapa kau tidak makan? Kenapa Anda tidak minum apa-apa? Bukankah ini tidak sehat? Apa lagi yang Anda lakukan di bulan Ramadhan?” ujarnya pada Onislam.net.
Selepas Ramadhan, ia mulai menaruh perhatian pada sesuatu yang lebih kompleks. Saya melihat ada konsep yang salah tentang Islam di tengah masyarakat Barat.
“Saya mulai bertanya, kenapa perempuan tertindas? Kenapa perempuan harus menutup aurat? Apa gunanya menutupi kepala? Ini hanya rambut!”
Satu-satunya keyakinan pada dirinya adalah percaya pada Tuhan. Tapi, ia tetap tidak percaya Yesus adalah anak Allah. Lantaran, menurutnya, doktrin tersbut tak logis.