REPUBLIKA.CO.ID,MEDAN -- Pelajar Islam Indonesia (PII) mengimbau masyarakat agar tidak terpancing secara emosional dan melihatnya secara komprehensif.
"Hal itu merupakan bentuk penistaan agama. Islam sendiri mengajarkan damai, tapi tentunya kita tidak bisa serta merta menerima hal itu begitu saja," ujar Sekretaris Jendral Pengurus Besar PII Sofian, Rabu (6/5).
Sofian menjelaskan, PII sendiri tetap pada sikap seperti kasus-kasus serupa sebelumnya. Meski begitu, ia mengimbau agar umat Muslim tidak terlalu terpancing dengan hal ini. Seorang muslim harus melihat hal ini secara komprehensif dan tidak menyikapinya secara emosional.
Sofian lantas mengajak untuk lebih menggiatkan syiar dan dakwah sehingga masyarakat Muslim Indonesia bisa lebih paham dan bijak menyikapi bentuk-bentuk hinaan.
"Kalau ada yang meludahi kita atau berbuat buruk pada kita bukan berarti kita harus membalas dengan hal serupa. Islam justru mengajarkan kita untuk membalasnya dengan berbuat baik," ujar Sofian.
Sofian menjelaskan, jika muslim menyikapi secara emosional justru akan berdampak negatif pada muslim sendiri. Selain itu, konflik suku, agama, ras, antargolongan (SARA) justru akan semakin meluas.
"Kita harus bijak. Kita harus menunjukkan Islam adalah agama yang rahmatan lil alamin," ujarnya.