Kamis 07 May 2015 14:36 WIB

Sukuk dan Obligasi Indosat Dapat Peringkat Tertinggi dari Fitch

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Dwi Murdaningsih
Indosat lakukan modernisasi jaringan di Medan
Foto: Republika/Kiki Sakinah
Indosat lakukan modernisasi jaringan di Medan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Fitch Ratings Indonesia memberikan Peringkat Nasional Jangka Panjang AAA(idn) untuk sukuk ijarah Rp 250 miliar (Indosat; BBB/AAA(idn)/Stable) dan obligasi senior Rp 1,75 triliun tanpa jaminan dari PT Indosat Tbk.

Surat utang diterbitkan Indosat ini adalah bagian program sukuk ijarah Rp 1 triliun dan obligasi Rp 9 triliun yang diafirmasi AAA(idn) pada 27 Maret 2015 dan memiliki peringkat yang sama dengan program tersebut.

AAA adalah peringkat nasional tertinggi yang diberikan Fitch Indonesia kepada emiten atau surat utang dengan ekspektasi resiko gagal bayar terendah relatif terhadap emiten atau surat utang lainnya di Indonesia.

"Fitch mengamati beberapa faktor penarik peringkat Indosat ini antara lain dukungan induk Ooredo Q.S.C (Ooredoo; A+/Stabil),'' demikian disampaikan Analis Pertama Fitch Indonesia Olly Prayudi dalam siaran resminya, Rabu (6/5).

Dokumen obligasi dan hutang dari Ooredoo memiliki klausul cross-default yang mencakup anak perusahaan yang signifikan termasuk Indosat. Indosat merupakan salah satu anak perusahaan Ooredoo yang terbesar dan berkembang cepat dengan kontribusi 22 persen dari total pendapatan grup Ooredoo, 25 persen dari EBITDA dan 25 persen dari belanja modal pada 2014.

Selama 2014, Indosat menambah lokasi 3G-nya tiga kali lipat menjadi 15.962 titik dari 5.409 titik pada 2013 guna mengejar lokasi 3G XL yang mencapai 16.000 titik dan Telkom di 30.000 titik.

Fitch berpendapat Indosat menyediakan teknologi 3G menggunakan dua bandwidths spektrum 900MHz dan 2100MHz akan menghemat belanja modal dibandingkan dengan pesaingnya yang kebanyakan menggunakan 2100MHz.

Di sisi lain, laba operasional EBITDAR Indosat di 2015-16 akan turun ke level 40 persen dari 42,5 persen pada 2014. Ini disebabkan ketatnya kompetisi di segmen layanan data dan biaya pemasaran yang lebih tinggi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement