REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rektor Institut Ilmu Quran (IIQ), Ahsin Sakho menyatakan ulama sepakat bahwa nabi tidak dapat digambarkan apalagi dilombakan. “Biarlah gambaran nabi pada gambaran angan-angan umat Muslim” kata Ahsin Sakho, saat dihubungi ROL, Ahad (10/5).
Ahsin mengatakan, pada zaman nabi konon tidak semua sahabat mampu menatap wajah nabi. “Hanya orang–orang yang mulia saja yang dapat menceritakan fisik nabi. Ahsin mengkisahkan terdapat salah satu perempuan yang mulia di sisi nabi. Ia mampu menceritakan fisik nabi. Kisah tersebut nabi dan dan romobonganya mampir beristirahat ke salah satu perkemahan pasalnya bekal yang dibawa nabi sangatlah minim,” kata Ahsin
Ahsin mengkisahkan, Konon perjalanan tersebut dari Makah menuju Madinah. Kemudian rombongan rasul melewati sebuah kemah milik seorang perempuan bernama Ummu Ma'bad di wilayah Qudaid, antara Makkah dan Madinah. Saat itu, Ummu Ma'bad sedang duduk santai di dekat perkemahnya. Lantaran perbekalan yang minim, rombongan Rasul pun singgah ke perkemahan tersebut.
Ahsin menjelaskan, saat itu Nabi melihat kambing yang sangat kurus, “Apakah kambing ini masih mengeluarkan air susu?". "kambing ini tak mengandung air susu sama sekali,"Ummu Ma'bad menjawab.
Kemudian nabi meminta izin, "Bolehkah aku memerah air susunya?". "Jika engkau dapat memerahnya, silahkan saja,'' Jawab Ummu.
Lebih lanjut, Ahsin mengkisahkan kisah tersebut dengan. Nabi Muhammad SAW mengambil kambing itu dan terlihat tangannya mengusap kantong susu kambing dengan menyebut nama Allah dan mendo'akan Ummu Ma'bad pada kambingnya tersebut.
Atas izin Allah tiba-tiba kambing dapat mengeluarkan air susu begitu deras. Kemudian Nabi meminta wadah untuk menadahi air susu itu. lalu beliau memerasnya sehingga penuh. Beliau memberikan air susu itu kepada Ummu Ma'bad hingga Ummu merasa puas, lalu beliau memberi minum rombongannya hingga mereka demikian puas.
Rombongan Nabi melanjutkan perjalananya, tak lama, datanglah suami Ummu Ma'bad dengan menggiring kambing yang kurus kering. Setelah melihat susu kambing, Suami Ummu sangat terkejut dan heran lantaran kambing tersebut sangatlah kurus dan secara akal tidak dapat mengeluarkan air susu.
"Darimana air susu ini? padahal kambing ini sudah lama tidak hamil dan sangat kurus.” Tanya heran. Ummu Ma'bad menuturkan, pihaknya telah kedatangan seorang yang sangat tawadhu.
Ummu menceritakan, wajah Nabi bersinar berkilauan, baik budi pekertinya, badannya tegap, indah dengan bentuk kepala yang pas sesuai bentuk tubuhnya. Nabi menurut Ummu adalah seorang yang berwajah sangat tampan.
Ummu menjelaskan, bentuk fisik nabi, dari matanya yang elok, hitam dan lebar, dengan alis dan bulu mata lebat nan halus. Suaranya bergema indah berwibawa, panjang lehernya sangat ideal.
Apabila Ia diam, tampak kewibawaannya. Berbicarapun nampak kehebatannya. Terlihat dari kejauhan, Ia adalah orang paling berwibawa. Mendekat ia adalah orang paling tampan. Beliau berperawakan sedang, tidak tinggi dan tidak pula pendek.
Dengan penjelasan Ummu Ma’bad, Suaminya pun sontak kaget, dan menjawab. Beliau sedang diperbincangkan di kalangan kami di kota Makkah. “Aku ingin menjadi sahabatnya.” Kata suami Ummu.
Menurut Ahsin, itulah gambaran nabi yang dapat dipaparkan lewat kisah pada zamannya. Bukan seperti saat ini digambarkan secara kartun kemudian dilombakan itu hal yang dilarang.
Ahsin menerangakan dari kisah tersebur dapat ditarik, bahwa nabi tidak dapat digambarkan dengan secara gambar apalagi dilombakan dalam bentuk kartun.“Kartun kan tidak pernah sempurna,” kata Ahsin.
Ulama sepakat bahwa nabi seorang yang sempurna, dan biarkanlah nabi berada pada gambaran pikiran umat Islam.“Jangan sampai Nabi Muhammad coba digambarkan apalagi ini dilombakan. Hal itu dilarang tapi masih banyak yang masih dilombakan.” Tegasnya.