REPUBLIKA.CO.ID, MOMBASA -- Gubernur dan anggota parlemen Muslim Mombasa memperkenalkan koeksistensi dan toleransi. Mereka bergabung dengan umat Kristen di beberapa gereja di kota pesisir Mombasa, Kenya, dalam tur lintas agama untuk menjalin komunikasi.
"Saya mendesak orang Kristen untuk berdoa bagi perdamaian dan berdiri melawan terorisme," ujar Gubernur Mombasa, Hassan Joho Satandard seperti dilansir onislam, Selasa (12/5).
Ia mengatakan, warga Mombasa tidak boleh dipisahkan berdasarkan agama atau suku. Menurutnya, setiap agama di Kenya harus hidup berdampingan seperti yang telah terjadi berpuluh tahun lamanya.
Selama melakukan kunjungan, gubernur Joho mendatangi Gereja Katolik Changamwe. Didampingi oleh MP Omar Mwinyi dan Mombasa MP Mishi Mboko. Ia juga mendatangi St Joseph Gereja Katolik di Tudorto untuk bersilahturahmi dengan Uskup Agung Katolik Mombasa, Martin Kivuva.
Tur lintas agama ini juga dihadiri oleh menteri Kristen termasuk eksekutif county Anthony Njaramba (Pertanian), Hazel Koitaba (Keuangan) dan Francis Thoya Lands. "Kami memiliki Kenya dari semua agama dan semua suku diwakili dalam pemerintah daerah untuk hidup berdampingan secara harmonis," kata Joho.
Ada hampir 10 juta Muslim di Kenya, yang memiliki populasi 36 juta. Muslim membentuk hampir 98 persen masyarakat Provinsi Timur Utara.