REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG-- Seluruh umat Muslim dibawah naungan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Nusa Tenggara Timur, menolak rencana Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) menggelar pawai akbar dalam rangka perayaan Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW di Kupang.
"MUI dan ulama Islam, OKP Islam dan cendekiawan Muslim sudah menggelar rapat pada Selasa (12/5), untuk menyikapi rencana pawai di Kupang, dan sepakat untuk menolak adanya pawai itu," kata Sekretaris MUI NTT Mandarlangi Puaupa kepada Antara, di Kupang, Rabu (13/5).
Dia mengemukakan hal itu, berkaitan dengan rencana ormas Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) cabang NTT menggelar pawai akbar dalam rangka Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW di Kupang, Sabtu (16/5).
Sikap umat Muslim NTT itu dengan alasan kegiatan arak-arakan oleh HTI di Kupang dapat mengganggu nilai-nilai kerukunan antarumat beragama di NTT yang sudah terbangun selama bertahun-tahun ini.
Apalagi visi dan misi HTI berbeda dengan organisasi yang dibawah naungan MUI. Perjuangan HTI adalah mengganti empat pilar kebangsaan yang selama ini menjadi dasar kokohnya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), ucapnya.
MUI NTT juga mengimbau seluruh umat Muslin yang ada di provinsi kepulauan itu untuk tidak ikut dalam pawai akbar yang akan di gelar di Kota Kupang itu. Mengenai komunikasi dengan HTI, dia mengatakan, MUI sudah mengundang mereka untuk rapat bersama dan sudah memberikan pemahaman kepada para pengurus HTI tidak melakukan pawai.
Menurut dia, NTT berbeda dengan di Pulau Jawa, di mana mayoritas penduduknya beragama Kristen dan bersama umat Muslim sudah hidup sangat toleran. Karena itu, MUI tidak ingin kerukunan yang sudah dibangun dengan susah payah dan sudah terbina selama bertahun-tahun ini, ternoda karena kegiatan pawai akbar HTI.
Dia berharap, para pengurus HTI dapat memahami dan mau menerima saran yang disampaikan umat Islam dibawah naungan MUI NTT.