REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) berjanji akan meningkatkan bantuan pasukan militer Irak. Gedung Putih menyatakan, peningkatan bantuan tersebut menyusul jatuhnya Kota Ramadi ke kekuasaan pasukan radikal Negara Islam Irak Suriah (ISIS).
Juru Bicara Kepresidenan AS, Eric Schhultz mengatakan, Presiden Barrack Obama menilai jatuhnya kota di sebelah barat Ibu Kota Baghdad itu ke tangan milisi adalah kemunduran.
"Kami (AS) berjanji untuk membantu rakyat Irak merebut kembali kota itu," kata Schultz, seperti dilansir AP, Selasa (19/5).
ISIS meningkatkan intensitas serangan ke Kota Ramadi. Selama ini, kota tersebut merupakan salah satu kota penting bagi militer Irak untuk memerangi milisi ISIS. Pertempuran di Ramadi sudah berlangsung lebih dari tiga pekan.
Selama itu, serangan militer Irak dibantu skuadron udara Paman Sam. AP mencatat, jet tempur AS sudah melakukan 32 kali serangan udara ke kota tersebut. Namun, bantuan militer AS itu tak mampu menjauhkan kelompok ISIS dari lokasi serangan.
Justru sebaliknya, perlawanan ISIS berhasil mendorong mundur pasukan militer Irak. Bukan cuma itu, serangan ISIS ke kota tersebut mendesak delapan ribu masyarakat sipil Irak mengungsi. Serangan ISIS ke kota tersebut, juga mencatatkan sekurangnya 500 kematian bagi masyarakat sipil Irak.