Selasa 19 May 2015 06:21 WIB

Pemerintah Larang Impor Rokok Elektronik

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Satya Festiani
Rokok elektronik/elektrik
Rokok elektronik/elektrik

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perdagangan akan segera menerbitkan aturan mengenai larangan impor maupun penjualan rokok elektrik. Hal ini dilakukan berdasarkan adanya rekomendasi dari Kementerian Kesehatan.

"Ada usulan dari menteri kesehatan bahwa rokok elektrik ini mengganggu kesehatan," ujar Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Partogi Pangaribuan di Jakarta, Selasa (19/5).

Partogi menambahkan, berdasarkan informasi yang diterima dari Kementerian Kesehatan, rokok elektronik berisiko menimbulkan gangguan pada jantung dan paru-paru. Untuk tahap selanjutnya, Kementerian Perdagangan akan melakukan pertemuan dengan Kementerian Kesehatan guna mematangkan aturang yang sedang digodok tersebut. Akan tetapi, Partogi masih enggan menjelaskan hal detail yang akan diatur dalam aturan larangan rokok eletrik itu.

“Rencananya pekan ini kami perlu ketemu sekali lagi dengan Kementerian Kesehatan untuk pembahasan terakhir," ujar Partogi.

Cina disebut sebagai salah satu negara pemasok rokok elektrik ke Indonesia. Akan tetapi, Partogi belum dapat menyebutkan total nilai impor rokok elektrik yang selama ini telah masuk ke dalam negeri.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement