Selasa 19 May 2015 20:13 WIB

Indonesia Pertimbangkan Bantuan Kemanusiaan ke Yaman

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Ilham
 Warga meninggalkan rumah mereka usai serangan udara pasukan koalisi Arab di Sanaa, Yaman, Rabu (8/4).
Foto: EPA/Yahya Arhab
Warga meninggalkan rumah mereka usai serangan udara pasukan koalisi Arab di Sanaa, Yaman, Rabu (8/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI) Kedubes Yaman, Ahmed Sayyad, siang ini menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla di kantor Wapres. Kedatangannya ini dimaksudkan untuk meminta bantuan kemanusian dari pemerintah Indonesia terhadap warga Yaman saat ini.

Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan, pemerintah tengah mempertimbangkan bentuk bantuan yang akan diberikan kepada warga Yaman yang terimbas konflik di negara tersebut. Berbagai cara dipertimbangkan untuk menyalurkan bantuan tersebut, sebab jarak antara Indonesia dengan Yaman yang dinilai cukup jauh.

"Yaman menyampaikan keadaan negerinya yang memprihatinkan karena itu tentu juga mengharapkan apabila memungkinkan tentu masyarakat Indonesia dan pemerintah membantu.

Tentu jadi pertimbangan kita walaupun kita tahu Indonesia terlalu jauh dari Yaman, membawa bantuan kesana tidak mudah. Tentu bisa dari jalan lain lagi, nanti kita untuk kemanusian," kata Kalla di kantor Wapres, Jakarta, Selasa (19/5).

Seperti diketahui, konflik di negara Yaman saat ini masih terjadi. Konflik ini pun menyebabkan negara Yaman dalam keadaan darurat dan memaksa Kedutaan Besar Yaman untuk meminta bantuan kepada negara lain, termasuk Indonesia.

"Kami telah berdiskusi dengan Wapres terkait kemungkinan dilakukannya bantuan kemanusiaan melalui Palang Merah Indonesia, karena situasi politik di Yaman serta krisis kemanusiaan saat ini benar-benar dalam kondisi darurat dan membutuhkan bantuan kemanusiaan, peralatan medis, dan lainnya," kata Ahmed Sayyad, usai menemui JK.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement