Rabu 20 May 2015 23:06 WIB

Sedang Upacara, PNS Malah Adu Jotos dengan Satpol PP

Pegawai Negeri Sipil
Pegawai Negeri Sipil

REPUBLIKA.CO.ID, MAMUJU -- Salah seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Mamuju Utara, Sulawesi Barat, terlibat adu jotos dengan Satpol PP, saat pelaksanaan upacara Peringatan Hari Kebangkitan Nasional di lapangan Merdeka, Pasangkayu.

"Memang benar ada PNS kami terlibat saling pukul saat upacara Harkitnas berlangsung. Tindakan memalukan ini tentu mencoreng nama baik pemerintah daerah," kata Sekda Matra, M Natsir kepada sejumlah wartawan di Matra, Rabu.

Menurut dia, oknum PNS yang terlibat saling pukul tentu akan diberikan sanksi yang tegas sesuai amanat Undang-undang Kepegawaian. Karenanya, tindakan memalukan itu cukup disesalkan.

Ia mengatakan, perkelahian antara oknum PNS DKP Matra dan aparat Satpol PP berawal dari kesalahpahaman. Namun, apa pun alasannya, PNS harus bisa menempatkan diri saat pelaksanaan upacara.

"Sebenarnya pegawai yang punya moral dan bagus tentu harus mengerti bagaimana penempatan dirinya saat upacara, karena PNS adalah panutan dan wajib memberikan contoh yang baik kepada publik dan bukan justru sebaliknya," kata Natsir.

Dia mengakui, perkelahian tidak bisa dielakkan saat aparat Satpol PP menegur oknum PNS yang sedang merokok pada saat upacara Harkitnas berlangsung.

"Oknum PNS tidak menerima teguran sehingga aksi saling pukul terjadi. Makanya, setelah ini saya akan panggil kepala dinas yang bersangkutan," ujarnya.

Aksi perkelahian ini cukup mengundang perhatian diantara tamu undangan yang melihat kegaduhan pada barisan belakang peserta upacara. Bahkan, bupati terlihat geram melihat kegaduhan diantara kerumunan peserta upacara.

Meski peringatan Harkitnas di warnai aksi adu jotos, namun upacara peringatan kebangkitan nasional tetap berlanjut hingga selesai.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement