REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Kelompok ekstremis ISIS diterpa isu korupsi dan nepotisme. Militan Saudi di ISIS menggunakan nepotisme untuk memastikan teman-teman dan anggota keluarga mereka mendapatkan hak istimewa untuk tidak ikut antrean dalam daftar pelaku bom bunuh diri militan ISIS.
Dilaporkan WND, Jumat (22/5), ISIS memiliki daftar panjang untuk pelaku bom bunuh diri yang siap dikirim ke medan tempur. Kendati demikian, dari sebanyak para militan lintas negara itu, anggota Arab Saudi yang kaya, boleh melompat antrean, semua karena uang dan kedekatan dengan pemimpin senior.
Fakta itu terungkap dalam sebuah posting baru di sebuah website yang diyakini merupakan anggota ISIS, Kamil Abu Sultan ad-Daghestani. Ia mengeluh bahwa ia dan pejuang asal Rusia lainnya sedang 'dirampok' kesempatannya untuk meledakkan diri karena Saudi.
"Mereka Saudi telah diuntungkan, mereka punya kesempatan untuk dikirm lebih dulu ke garis depan," ujarnya dilansir Washington Post, Jumat (22/5).
ISIS banyak menggunakan bom bunuh diri, baik bom badan maupun dengan kendaraan untuk mendobrak barisan keamanan suatu wilayah. terakhir, kota Ramadi awal pekan ini direbut berkat satu bom bunuh diri dari sebuah mobil.