REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tak banyak yang tahu bagaimana mualaf memperjuangkan komitmennya terhadap Islam. Hal berbau kekerasan pun kerap dihadapi para mualaf.
Masalah ini yang melatarbelakangi diterbikannya buku "Mualaf: Para Penjemput Hidayah"."Kita hanya tahu bagaimana mualaf bersyahadat, tapi tidak tahu siksaan yang mereka alami," kata dia kepada ROL, Ahad (24/5).
Itu sebabnya, lanjut dia, buku ini merupakan satu pengingat bagi umat Islam agar lebih peka dengan apa yang dialami para mualaf. Kepekaan ini sangat dibutuhkan mualaf guna menghadapi perjuangan yang berat dalam menjaga komitmen terhadap Islam.
"Ini yang tidak kita pahami," lanjut dia.
Selama ini, Mualaf Center Indonesia (MCI) mencoba mengisi ketidakpekaan itu dengan membantu para mualaf dengan berbagai cara. Para pembina mualaf beserta mereka yang peduli dengan nasib mualaf memberikan bantuan yang bisa diberikan. Mulai dari mendampingi, dan melindungi.
Karena itu, lanjut dia, hasil dari penjualan buku ini akan diberikan untuk perjuangan hak mualaf. "100 persen mas, sedari awal kita sudah sepakat soal itu," kata dia.
Setelah terbitnya buku ini, kata dia, ada rencana untuk membuat buku kedua. Intinya tetap sama yakni mengingatkan umat Islam soal persoalan mualaf.